Selasa, 21 Juni 2011

Life on Board Part 3

Living in a Ship Part 3


Working on a cruise ship also means that you are ready to share a cabin with friends from the same country or even with friends from other countries. I once shared a room with friend from Indonesia, Honduras, Guatemala, Chile and even Brazil. Everything has its own characteristics and behavior. We should be able to adapt to them. Everything will be look different to life when we are working on land. Sometimes we get a roommate who is incompatible with us. If they can't adjust to our habits so we are forced to adjust their habits as long as not in against the existing rules on board.


Sometimes I find a roommate who likes to play music with a loud voice, there are also like to spend time in the crew bar after work while drinking alcoholic beverages so when return to the cabin in a drunken condition. This something become a dilemma. I would like to report the matter to security but feel sorry for them. If they get caught they may get warning or the worst is dismissal from the ship with disciplinary reasons. You must be patient when living on s ship...hehehe

There is one thing that can actually be said indiscipline from the crew and I think that happens in almost all cruise ships in the world which is a party in the crew cabin. This is a very prevalent. Some crew held a little party at the cabin to celebrate something or just simply gathering and chat with friends. Something like this actually not justified on the ship, but this has become a culture which cannot be removed while working on cruise ships.



Cabin Party

Life on Board Part 3

 Hidup di Kapal Bagian 3


Bekerja di kapal pesiar berarti juga bahwa anda siap berbagi kabin dengan teman dari negara yang sama atau malah dengan teman dari negara lain. Saya pernah sekamar dengan teman dari Indonesia, Honduras, Guatemala, Chili bahkan Brazil. Semuanya punya sifat dan perilaku tersendiri. Kita mesti bisa menyesuaikan diri dengan mereka. Semua akan kelihatan berbeda dengan kehidupan ketika kita bekerja di darat. Adakalanya kita mendapatkan teman sekamar yang tidak sejalan dengan kita. Kalau mereka tidak bisa menyesuaikan dengan kebiasaan kita maka terpaksa kita yang harus menyesuaikan dengan kebiasaan mereka selama tidak dalam hal yang bertentangan dengan aturan yang ada di kapal.

Terkadang saya mendapati teman sekamar yang suka memutar musik dengan suara yang keras, ada juga yang suka menghabiskan waktu di crew bar setelah bekerja sambil meminum minuman beralkohol jadi ketika kembali ke kamar dalam keadaan mabuk. Hal tersebut terkadang jadi dilema. Saya ingin melaporkan hal tersebut kepada sekuriti tapi kasihan dengan mereka. Kalau mereka ketahuan mereka bisa kena peringatan atau bahkan bisa dipulangkan dengan alasan indisipliner. Mesti banyak bersabar hidup di kapal....hehehe

Ada satu hal yang sebenarnya bisa dikatakan indisipliner dari kru dan saya rasa terjadi di hampir semua kapal pesiar di dunia yaitu pesta di kabin kru. Ini adalah hal yang sangat lazim terjadi. Beberapa orang kru mengadakan pesta kecil-kecilan di kabin untuk merayakan sesuatu atau cuma sekedar kumpul dan bercengkrama. Hal seperti ini sebenarnya sangat tidak dibenarkan di kapal, tapi ini sudah menjadi kebudayaan yang tidak bisa dihilangkan ketika bekerja di kapal pesiar.



Pesta di Kabin


Sabtu, 18 Juni 2011

Life on Board Part 2

Living in a Ship Part 2


Working on a cruise ship means we should prepared to interact with other crews from various nationalities, races, religions, and others. Here is the importance we have to master a foreign language. When interacting with other fellow crews mostly us the English Language. But the company that I live to work is a company based in Spain where more than half the crew on board are people from Latin countries such as Colombia, Honduras, Guatemala, Costa Rica, Nicaragua, Panama, Peru, Chile, Argentina and Brazil. So interact with these people used to use Spanish because most of them do not mastered English language. Imagine with our people from Indonesia who’s only mastered English. Sometimes interacting with those Latin people si done by body language…hehehe

Most of the Indonesian people at the company where I worked for are not specifically studied Spanish. They are autodidact mastered that language. Learn directly from Latin people who can speak English. So learn and practice on the ground….cool, isn’t?

Likewise with me. When I first stepped on board I was surprised by the language used. But gradually because often hear Latin people talked finally able to understood a little of this language. Eventually I even fluently speak the Spanish language whereas learning just autodidact. So much so a fellow Indonesian colleagues was surprised to see I able to speak Spanish fluently. I myself was wondered why I could master the language so quickly.





Work colleagues on board


Life on Board Part 2

Hidup di Kapal Bagian 2


Bekerja di kapal pesiar berarti kita mesti siap berinteraksi dengan kru yang lain yang berasal dari berbagai macam kewarganegaraan, ras, agama, dan lain-lain. Di sinilah pentingnya kita menguasai bahasa asing. Kalau berinteraksi dengan sesama kru yang lain kebanyakan menggunakan bahasa Inggris. Tapi perusahaan yang saya tempati bekerja adalah perusahaan yang berbasis di Spanyol dimana lebih dari setengah kru di kapal adalah orang yang berasal dari negara latin seperti Kolombia, Honduras, Guatemala, Kosta Rika, Nikaragua, Panama, Peru, Cili, Argentina dan Brazil. Jadi berinteraksi dengan orang-orang tersebut biasa menggunakan bahasa Spanyol karena kebanyakan dari mereka tidak menguasai bahasa Inggris. Bayangin aja dengan orang-orang kita dari Indonesia yang cuma menguasai bahasa Inggris. Terkadang berinteraksi dengan orang latin dilakukan dengan bahasa tubuh aja...hehehe....

Kebanyakan dari orang Indonesia di perusahaan tempat saya bekerja tidak secara khusus mempelajari bahasa Spanyol. Mereka menguasai bahasa tersebut secara otodidak. Belajar langsung dari orang-orang latin yang bisa berbahasa Inggris. Jadi belajar dan praktek langsung di lapangan...keren ga tuh??

Demikian halnya dengan saya. Ketika pertama kali menginjakkan di kapal saya kaget dengan bahasa yang digunakan. Tapi lama kelamaan karena sering mendengar orang latin berbincang-bincang akhirnya bisa mengerti sedikit demi sedikit bahasa tersebut. Akhirnya saya malah lancar berbicara menggunakan bahasa Spanyol padahal cuma belajar otodidak. Sampai-sampai rekan kerja sesama orang Indonesia kaget melihat saya bisa berbahasa Spanyol dengan lancar. Saya sendiri pun heran kenapa saya bisa menguasai bahasa itu dengan cepat.


Rekan kerja di Bar Department



Kamis, 16 Juni 2011

Life on Board Part 1

Living in a Ship Part 1


Actually confused about where the story began. Working on a cruise ship is just work, eat, rest, work again, eat again and so on repeated every day until the contract expires. wuiihhh ... so tired ... also boring ...


Cruise ship where I worked had a route from Barcelona (Spain), Villefranche, Nice (France), Livorno (Italy, Civitavecchia, Rome (Italy), Napoli (Italy), La Goulette (Tunisand a day at sea until arriving again at the Barcelona on Sunday .. so its route at the start of Barcelona until back in Barcelona with Spanish nationality of passengers, as I mentioned in the New Adventure.


Every day there is a chance to go out when the ship leaned on the ports. Even just an hour or two hours, which is important to come out for refreshing or everyday shopping needs, or even shopping for souvenirs when the time has arrived to go home. Better make the brain more quiet little than always thinking about home ... hehehe





Civitavecchia Port, Rome, Italy


La Goulette Port, Tunis
Napoli Port, Italy

Rabu, 15 Juni 2011

Life on Board Part 1

Hidup di Kapal Bagian 1


Sebenarnya bingung mau mulai cerita darimana. Namanya kerja di kapal pesiar itu yang ada cuma kerja, makan, istirahat, kerja lagi, makan lagi dan seterusnya berulang setiap hari sampai kontrak berakhir. wuiihhh...capek juga  ternyata...bosan apalagi...

Kapal pesiar tempat saya bekerja punya rute mulai dari Barcelona (Spanyol), Villefranche, Nice (Prancis), Livorno (Italia, Civitavecchia, Roma (Italia), Napoli (Italia), La Goulette (Tunisia) dan sehari di laut sampe tiba lagi di Barcelona pada hari minggu..jadi rutenya di mulai dari Barcelona sampe kembali lagi di Barcelona dengan penumpang berkebangsaan Spanyol seperti yang sudah saya ceritakan di New Adventure.

Setiap hari ada kesempatan buat keluar ketika kapal bersandar di pelabuhan-pelabuhan tersebut. Walopun cuma sejam atau dua jam, yang penting bisa keluar buat refreshing atau belanja kebutuhan sehari-hari atau bahkan belanja oleh-oleh kalo dah pulang nanti. Lumayanlah bisa buat otak lebih tenang sedikit biar ga kepikiran rumah terus...hehehe


Pelabuhan Civitavecchia, Roma, Italia
Pelabuhan Civitavecchia, Roma, Italia



Pelabuhan Napoli, Italia
Pelabuhan Napoli, Italia

















New Days


Work on the ships finally began. Everything new. New friends, new colleagues, new places and new work atmosphere. I was surprised with the work situation ... "I really have to work like this?", "why work like this?", "wah .. wah .. I fooled with my position in this job ..", and many more questions successive present in the head. I want to stop working but under contract, can not go home too, was forced to cry stuck in the cabin every after work (sad times).... Try to guess how it feels if you work as Galley Utility.. work that according to most people is the toughest job on the Cruise ship ... Who ever or even while working on a cruise ship would agree with this opinion .. hehehe

During the first three months feels like forced labor. Everything felt heavy but it's not the first time away from parents and the people I love. Not to mention the still thoughts when breaking up with girlfriend before leaving (complete already suffering).... hehehe. But I have to move on ... this is not the end of my world ... I still have to PROVE to Them, the people whose under estimated me to success in this job .. keep fight for everything in your life .. . (trying to cheer myself .. hehehe ).....

The fourth month finally has begun to adjust to the situation on the ship, either with colleagues or the job itself. Sometimes to get a position or a better job, everyone justifies any means. That's what makes competition for increasingly heavy promotion. Yaaahh ... as Indonesian is not our custom to do everything so the boss will care with us. Not the same as colleagues from other countries. They are really lick, reported another co-worker, or any fraudulent act in the work. I'm not saying all of them are same. Once again I want to ask the same to other friends who also have or are working on cruise ships. That's the truth or not? Only all of you know that ... hehehehe

In the end, the realization that I came to work, too, who allowed me to survive there. Also, because I wanted to go around the world, promises to prove if I can do this work to people who have disappointed me, also wanted to prove the same people who had doubts if I can be successful working on cruise ships.

My first Cruise Ship
New Days


Kerja di kapal akhirnya dimulai. Semua serba baru. Teman baru, rekan kerja baru, tempat baru dan suasana kerja baru. Sempat kaget dengan situasi kerja..."kok saya harus kerja seperti ini?", "kok pekerjaannya seperti ini?", "wah..wah..saya tertipu dengan posisi saya di pekerjaan ini..", dan masih banyak lagi pertanyaan yang silih berganti hadir di kepala. Mau berhenti kerja tapi terikat kontrak, mau pulang juga ga bisa, terpaksa nangis tertahan di kabin setiap abis kerja (sad times)....Coba aja tebak gimana rasanya kerja jadi Galley Utility..pekerjaan yang menurut kebanyakan orang adalah pekerjaan terberat di kapal pesiar...Yang pernah atau pun sementara kerja di kapal pesiar pasti setuju dengan pendapat ini..hehehe

Selama tiga bulan pertama rasanya seperti kerja rodi. Semua terasa berat padahal ini bukan yang pertama kalinya jauh dari orang tua dan orang-orang yang saya sayangi. Belum lagi masih kepikiran ketika putus dengan pacar sebelum berangkat (lengkap sudah penderitaanku)....hehehe. But I have to move on...this is not the end of my world...I still have to prove to them, the people whose under estimated me will success in this job..keep fight for everything in your life...(mencoba menyemangati diri sendiri..hehehe).....

Bulan ke empat akhirnya sudah mulai menyesuaikan diri dengan situasi di kapal, baik dengan rekan-rekan kerja ataupun pekerjaan itu sendiri. Terkadang untuk mendapatkan posisi atau pekerjaan yang lebih baik, semua orang menghalalkan segala cara. Itu yang membuat persaingan untuk mendapatkan promosi semakin berat. Yaaahh...sebagai orang Indonesia bukan adat kita untuk melakukan segala cara biar diperhatikan ma atasan. Tidak sama seperti rekan dari negara lain utamanya orang-orang India. Mereka benar-benar menjilat, melaporkan rekan kerja yang lain, atau pun bertindak curang dalam bekerja. Saya tidak mengatakan semua orang India sama. Sekali lagi saya ingin tanyakan sama teman-teman lain yang juga pernah atau sedang bekerja di kapal pesiar. That's the truth or not?? Only all of you know that...hehehehe
Pada akhirnya kesadaran bahwa saya datang untuk bekerja jugalah yang membuat saya bisa bertahan disana. Juga karena cita-cita ingin keliling dunia, janji ingin membuktikan kalo saya bisa melakukan pekerjaan ini kepada orang yang telah mengecewakan saya, juga ingin membuktikan sama orang-orang yang sudah meragukan kalo saya bisa sukses kerja di kapal pesiar.

Grand Celebration, Ibero Cruceros


Selasa, 14 Juni 2011

New Adventure


Akhirnya berangkat juga....deg-degan juga sih...maklum kontrak pertama...belum bisa membayangkan gimana situasi kerja di kapal...Apalagi ini juga merupakan penerbangan internasional saya yang pertama...wuuiihhh....kayaknya bakalan seru...hehehe

Di bandara Internasional Soekarno Hatta sudah menunggu perwakilan dari agen yang akan memberikan semua dokumen perjalanan dan beberapa saran selama perjalanan tersebut sampe tiba di tempat tujuan. Penerbangan pertama menuju ke Changi airport, Singapura naek Singapore Airlines...kemudian transit selama 3 jam dilanjutkan penerbangan kedua menuju Barcelona, Spanyol...ini lagi satu hal yang bikin deg-degan..Spanyol adalah negara yang paling saya impi-impikan untuk dikunjungi selama ini...Saya juga suka ma klub sepakbola dari sana yaitu Barcelona FC...Serasa mimpi bisa kesana (Dream comes true) hehehe....

Akhirnya tiba juga di Barcelona, Spanyol setelah penerbangan sekitar 16 jam dari Jakarta. Ternyata sudah ada yang menjemput untuk dibawa ke kapal. Saya join di sebuah perusahaan berbasis di Spanyol dengan target penumpang yang menggunakan bahasa Spanyol dan Portugis. Nama kapalnya sendiri adalah Grand Celebration. Kapasitas penumpang 1.900 orang. Ga kebayang begitu banyak orang yang akan dilayani di kapal...

(First Ship @Ajaccio, Corsica island, France)
11/04/2009

Minggu, 12 Juni 2011

Visa Application


Urusan visa terkadang menjadi sesuatu yang gampang-gampang susah....kenapa?? aplikasi visa buat kerja di kapal pesiar kan biasanya cuma visa singgah di negara tempat kita akan join/gabung kerja di kapal tersebut....Terkadang buat join/gabung di kapal yang basisnya di Amerika Serikat atau sedang berada di Amerika Serikat kita mesti ngurus visa US yang menurut kebanyakan orang adalah aplikasi visa tersulit...ini mungkin dikarenakan karena Amerika Serikat tidak suka orang Indonesia memasuki wilayah mereka untuk kerja dikarenakan banyaknya aksi terorisme di Indonesia..Mungkin mereka beranggapan orang Indonesia itu sama kayak teroris...suatu pemikiran yang picik.....ckckck...

Visa singgah di eropa seperti Spanyol, Italia, Yunani, Prancis tidak terlalu susah..kecuali Inggris yang mirip ma Visa US. Sebelum berangkat pertama kali ke kapal saya diharuskan untuk aplikasi visa Spanyol di Kedutaan Spanyol di Jakarta...hal ini dikarenakan saya akan join ke kapal di Barelona, Spanyol. Kalo tidak salah visanya keluar 2 minggu setelah aplikasi. Akhirnya harapan untuk berangkat membuat saya semangat lagi...

Tapi apa yang terjadi?? bahkan sampe sehari sebelum tanggal keberangkatan yang telah di beritahukan sebelumnya tidak ada kabar sama sekali dari agen kalo saya akan berangkat...yaaahhhh....akhirnya batal lagi berangkat...rugi waktu, biaya, dan banyak lagi....jengkel, marah, kecewa semua bercampur aduk jadi satu seperti nasi uduk (ga nyambung yah)....hahaha

Terpaksa harus nunggu lagi sampe batas waktu yang tidak saya tau....pada akhirnya saya memutuskan untuk mengambil semua dokumen saya dan mencoba di agen lain....Ehhh.,,ternyata keterima di salah satu agen yang mewakili sebuah perusahaan kapal pesiar besar yang berbasis di Amerika Serikat...Cuma dalam seminggu saya mengikuti interview di agen, kemudian di kantor representative sekaligus training centre mereka yang tempatnya malah di luar Jakarta...Lulus sih...tapi lagi-lagi saya punya pikiran kalo pada akhirnya aplikasi visa US saya akan banyak makan waktu atau mungkin malah punya kemungkinan besar ditolak....Sementara saya mempertimbangkan hal tersebut,,,agen lama malah menelpon saya kalo mereka akan memberangkatkan saya dalam 2 minggu berikutnya...akhirnya malah tawaran itu yang saya ambil dikarenakan memang saya lebih condong ke tawaran itu dan merasa kalo itu yang lebih baik buat saya....

To be continued....

Jumat, 10 Juni 2011

Your Call


Ini bukan sebuah judul lagu dari Secondhand Serenade. Tapi menunggu panggilan dari agen tempat masukin lamaran buat kerja di kapal pesiar..hehehe
Yang namanya menunggu itu memang melelahkan. Bayangin aja, dari saya tes di bulan maret 2008 sampai maret 2009 saya menunggu panggilan dari agen buat berangkat kerja. Waktu benar-benar terbuang percuma hanya untuk menunggu sesuatu yang tidak jelas. Saya sering nelpon ke kantor menanyakan perihal keberangkatan saya. Tapi jawabannya selalu dan selalu belum ada kabar dari Head Office perusahaan tersebut di Madrid, Spanyol. Saya masih bersyukur akhirnya dapat panggilan itu sekitar pertengahan Maret 2009, dibandingkan dengan teman-teman yang lain yang bahkan sampe saat saya menulis postingan ini masih ada yang belum berangkat...Sudah tau kan betapa susahnya yang namanya kerja di kapal pesiar?? itu baru proses keberangkatan aja lho....hehehe
Ada banyak orang dari luar Jakarta yang menunggu panggilan buat kerja di kapal...entah itu kapal barang, kapal tanker, offshore maupun kapal pesiar. Saya bahkan pernah mendengar cerita kalo ada teman dari daerah yang sama dengan saya di Sulawesi Selatan sampe harus menunggu sampe 10 tahun lebih buat bisa dapat kesempatan kerja di kapal. Busyeett...gilaaa ga tuuhh???
Saya aja yang baru setahun nunggu bosannya udah minta ampun..apalagi kalo harus nunggu sampe 10 tahun. mending pulang kampung kerja di hotel atau yang lainnya.
Tapi menurut kebanyakan pelaut yang saya temui di Jakarta selalu bilang seperti ini : "sabar aja..lama kelamaan panggilan itu pasti akan datang juga"...tapi kalo sampe bertahun-tahun kan capek juga...hehehe
Hanya karena sudah bertekad ingin kerja di kapal pesiar, janji ke orang tua serta ingin membuktikan sesuatu ma seseorang jugalah yang membuat saya kuat bertahan di Jakarta menunggu panggilan tersebut. Selama di Jakarta pun Kapurung dengan berbagai macam rasa dan campuran selalu menemani (thanks to semua keluarga yang ada di Jakarta)...jadi jauh dari kampung halaman pun ga jadi masalah....hehehehe

First Step

Dari dulu sebenarnya ga pernah kepikiran bakal kerja di kapal pesiar. Berhubung karena dulu kuliahnya di sebuah Akademi Pariwisata di Kota Makassar jurusan perhotelan makanya sering dengar cerita-cerita di kampus mengenai para senior yang kerja di luar negeri dan juga di kapal pesiar. Awalnya sih ga begitu tertarik, sampe suatu saat liat bukti dari salah seorang senior yang kebetulan juga masih sepupu sendiri makanya mulai muncul keinginan buat berlayar.
Setelah berbagai proses yang rumit dan panjang dalam mengurus segala macam tetek bengek dokumen di Makassar akhirnya saya berangkat ke Jakarta dengan harapan bisa mulai mencoba untuk mendapatkan peluang agar bisa kerja di kapal pesiar. Ternyata hasilnya parah. Masukin lamaran di sana-sini tapi lama baru dapat panggilan buat ikut tes buat penerimaan crew di sebuah agen kapal pesiar. Interview dengan orang asing ternyata ga sesulit yang saya bayangkan. Bukannya sombong tapi setidaknya kalo liat teman-teman lain yang interview duluan mereka pada deg-degan gara-gara interview ma orang asing tersebut. Interview selesai. Tinggal tunggu telpon di rumah kalo lulus atau tidak. Berharap lulus biar secepatnya bisa ngerasain kerja di kapal pesiar..hehehe..
Ternyata saya lulus...tapi hal yang saya takutkan dan tidak inginkan terjadi juga....menunggu.......
Menunggu kabar keberangkatan......ternyata butuh setahun lebih baru akhirnya bisa berangkat dan merasakan kerja di kapal pesiar......
Asal Usul yang ga Usil


Sebenarnya ga tau mau mulai darimana. Nama dari blog ini sendiri pun sebenarnya mungkin aneh, lucu atau mungkin unik bagi orang lain. Tapi gak apa-apalah. Don't care aja.....hehehe...
Saya memilih nama blog ini juga juga bukan tanpa alasan atau biar dibilang aneh bikin blog. Nama blog ini saya pilih atas beberapa alasan. Yang pertama, Kapurung Ayam adalah nama sebuah masakan dari daerah asal saya di Tanah Luwu, sebuah daerah yang termasuk ke dalam bagian pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan. Masakan favorit saya dan merupakan menu wajib bagi sebagian besar masyarakat Luwu. Lebih jelasnya baca di Kapurung Ayam
Alasan yang kedua, saya bekerja di sebuah perusahaan kapal pesiar dimana kontrak saya berkisar antara 8 sampai 10 bulan. Otomatis kapurung tidak bisa saya nikmati di kapal dalam kurun waktu tersebut. Jadi, ketika kembali lagi ke Indonesia makanan yang pertama kali saya cari adalah kapurung. Kebetulan di Jakarta saya tinggal di rumah keluarga yang sering membuat masakan ini. Jadi alasan saya menaruh gambar sebuah kapal pesiar di blog dengan judul nama sebuah makanan sudah jelas. Ini semua berkaitan dengan pekerjaan dan pengalaman hidup saya ketika bekerja dan berpetualang di kapal pesiar.

Kapurung Ayam

Karena Cita Rasa adalah Segalanya


Kapurung adalah sebuah makanan khas dari daerah Luwu sebuah Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Makanan ini adalah sebuah santapan umum bagi masyarakat daerah Luwu. Tidak terkecuali bagi mereka masyarakat Luwu yang sudah berdomisili di daerah lain di Sulawesi Selatan bahkan di luar pulau Sulawesi. Kapurung sendiri dibuat dari campuran sagu, sayur, dan ayam, atau daging sapi atau ikan kering dan bahkan ikan kaleng dan mie instant pun bisa jadi bahan pencampurnya. Sagu sendiri adalah tumbuhan yang hati batangnya bisa di jadikan tepung. Nah, tepungnya inilah yang di pakai untuk membuat kapurung.

Ada dua macam versi pembuatan makanan ini berdasarkan wilayah pembuatannya. Wilayah Luwu selatan membuat kapurunng dengan mencampur sagu, sayur dan bahan pencampur lainnya seperti ayam atau daging sapi. Sementara wilayah Luwu utara membuat kapurung dengan membuat adonan yang terpisah. Satu porsi untuk sagu dan porsi lainnya untuk sayur yang bercampur dengan ayam atau daging sapi serta bumbu lainnya. Pokoknya mau di makan dengan cara apapun, bagi para penikmat setia makanan ini rasanya tetap saja sama, ENAK!!!!


Ada berbagai macam versi nama dari kapurung itu sendiri. Pugalu, Bugalu, Papeda, Kepeda adalah nama lain dari makanan ini.
Kapurung Ayam sendiri adalah menu yang paling umum dan banyak ditemui dikarenakan pembuatannya yang gampang. Ga gampang juga sih sebenarnya. Bikin kapurung itu membutuhkan waktu yang lama. Apalagi kalo dalam porsi yang banyak.
Bagi masyarakat Luwu pada umumnya kapurung adalah menu wajib. Bisa dikatakan malah menjadi makanan sehari-hari. Apalagi kalo bulan Puasa..Nikmatnya bukan maen setelah seharian menahan lapar dan haus. Ada juga sedikit perdebatan mengenai apakah kapurung itu di makan atau di minum. Hayooo..tebak mana yang benar?? hehehe....Kuahnya diminum dan lauknya dimakan...bener ga?? yang jelas setelah menikmati makanan ini semua perdebatan akan hilang. Yang ada malah rasa pengen tambah lagi...(That's the truth)...
Saya sendiri termasuk penikmat makanan ini. Saya sudah mencoba berbagai macam versi dari kapurung. Mulai dari Kapurung Ayam, daging sapi, daging kerbau, ikan bandeng, ikan kering, ikan teri, bahkan yang campurannya mie instant atau ikan kaleng. Semuanya enak..mungkin dikarenakan sudah menikmati makanan ini sejak umur 5 tahun kali yaaa...hehehe...